Caraku Mencintai Cagar Budaya Indonesia

Photo of author

By Aldhi Fajar Maudhi

Aku merasakan kesunyian yang tak seperti biasanya, angin berhembus begitu tenang, daun daun kering beterbangan mengikuti arah angin yang tak beraturan. Aku merasakan ketenangan yang serasa nyata dibanding hari-hari sebelumnya. Aku berada di sebuah tumpukan batu yang berserakan, entah aku berada dimana, yang pasti batu-batu itu hanya berupa reruntuhan yang mungkin secara sekilas tak bernilai dan tak berharga.

Langit yang sedikit mendung, rumput hijau yang membentang luas seakan menemaniku yang pada saat itu hanya seorang diri, hal ini membuatku semakin bertanya-tanya. Dimanakah aku gerangan? Aku ingin memasuki sebuah bangunan megah yang posisinya lebih tinggi dari tempat awal aku berdiri.

Gerbang Kraton Cagar Budaya Indonesia
Gerbang Kraton

Sebuah bangunan megah dengan dihiasi pilar kayu dan dasar bebatuan menyambutku saat aku sedang kebingungan. Ternyata aku tak hanya seorang diri, kesibukan seperti perkampungan terlihat jelas di depan mataku. Aku ingin menyapa mereka, akan tetapi mereka seperti tak melihatku secara kasat mata. Aku sedikit merasa aneh dengan keadaan pada saat itu.

Aku melihat seorang anak kecil selalu mengikuti kemanapun ibunya pergi, dia memakai sehelai kain seperti sorban di kepalanya, kemudian dia meraih barang yang diberikan ibunya, sekilas aku mendengar bahwa ibunya menyuruh anak itu untuk membawa barang itu ke dalam sebuah rumah atau mungkin sepetak ruangan beralaskan batu dan pilar kayu berumpag, entah mengapa penglihatanku hanya sekilas hitam dan putih, seperti foto dan lamunan masa lalu di film-film jaman dahulu.

Ya memang ini seperti mimpi, aku melihat lapangan luas seperti kraton lengkap dengan pendopo untuk menerima tamu. Mengapa aku mengira ini adalah sebuah kraton? karena aku telah melewati gerbang batu yang sangat megah untuk measuk kedalam sebuah area yang mewah dan terlihat beberapa prajurit kraton yang sedang bersiaga di depan gerbang itu. Dan anehnya orang-orang itu tak melihatku, mungkin tombak yang tajam itu akan menusukku jika mereka melihatku masuk kedalam gerbang tanpa mengucap permisi ataupun sepatah katapun.

Seketika aku ingin pergi ke sebuah reruntuhan gerbang / gapura. Aku melihat jalan setapak dari bebatuan yang tersusun rapi menuju tempat itu. Karena aku berpikir di tempat itu tak akan ada seorangpun yang melihat keberadaanku. Reruntuhan itu hanya merupakan tumpukan batu andesit yang masih tak beraturan layaknya bebatuan yang aku temui pada awal aku melihat keadaan ini.

Candi ratu Boko Cagar Budaya Indonesia
Bebatuan rapi di sebuah komplek Candi.

Aku merasakan kesejukan berbarengan angin yang berhembus memecah kerumunan dedaunan yang rimbun. Dibalik hijaunya rumput dan pembatas jalan,sebentar lagi aku sampai di sebuah reruntuhan yang terlihat jelas dari jauh. Aku melihat hiruk pikuk peradaban kebudayaan yang memang sangat asing bagiku, karena aku belum pernah melihat setting latar tempat seperti ini sebelumnya. Orang-orang menggunakan pakaian yang tak pernah aku lihat sebelumnya, atau mereka lebih mirip memakai pakaian yang sering aku lihat di pagelaran wayang.

Sesampainya di reruntuhan itu, aku melihat jelas, gerbang yang kulewati tadi. Gerbang yang dijaga ketat oleh prajurit bersenjata tombak. Rasanya tidak mungkin jika aku telah menerobos gerbang itu baru saja. Mereka bersenjata tombak tajam dan bertameng lengkap yang terbuat dari semacam emas atau perunggu.

Dari reruntuhan itu, aku merasakan angin yang begitu tenang, seperti mengantarkan sebuah cerita yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Angin itu menggerakkan kain yang aku bawa sebelumnya sebagai penghangat badan. Entah kenapa saat itu aku merasakan sebuah keseruan dan makin penasaran ketika aku melihat suasana peradaban yang masih asing bagiku.

Brakkk!! Tiba-tiba aku seperti terjatuh ada yang mendorong dari belakang, sepertinya seseorang telah mengetahui keberadaanku disana. Seketika kemudian aku terbangun dari tidur siangku, aku terjatuh dari kursi sofa yang berada di ruang tamu. Semua yang aku rasakan tadi hanyalah sebuah mimpi! Tapi mimpi itu sangat nyata dan aku benar-benar seerti berada pada peradaban masa silam.

Reruntuhan kraton ratu boko Cagar Budaya Indonesia
Rerutuhan batu

Keraton Ratu Boko Cagar Budaya Indonesia yang Megah

Aku sempat bingung dan bertanya-tanya, dimanakah lokasi mimpi aku tadi? aku mengingat-ingat dan sepertinya tempat ini tak asing lagi bagiku. Sekilas tempat yang baru saja aku rasakan adalah sebuah kraton megah yang jaya pada masanya. Aku sangat yakin dengan itu, karena aku sangat tertarik kepada hal yang bersifat sejarah dan peninggalan. Dan aku memang pernah mengunjungi tempat itu. Ya sekarang aku yakin bahwa tempat yang ada dalam mimpiku adalah Kraton Ratu Boko, sebuah Cagar Budaya warisan nenek moyang pada abad ke-8. Lebih tepatnya pada masa Wangsa Syailendra (Rakai Panangkaran) dari Kerajaan Medang(Mataram hindu).

Kraton Ratu Boko sore hari Cagar Budaya Indonesia
Kraton Ratu Boko sore hari

Entah apa yang dirasakan dalam mimpiku itu adalah sebuah keadaan yang sebenarnya pada masanya atau hanya bunga tidur belaka, tapi aku merasakan keadaan peradaban masyarakat yang luar biasa tenteram dan nyaman pada saat itu. Seketika aku berpikir, “mungkinkah aku bisa menembus ruang dan waktu untuk kembali ke masa itu 30 menit saja?”. “Ah, sudah bermimpi malah aku berhalusinasi”

Dengan lokasi berada diatas bukit, yang bernama bukit Ratu Boko. Sisa reruntuhan ini merupakan sisa-sisa keraton. Semenjak ditemukan oleh Van Boeckholzt pada tahun 1790, Kraton Ratu Boko memang menyimpan berbagai misteri yang bisa membuat orang berspekulasi, tapi harus diingat, spekulasi tentang peninggalan sejarah itu harus diteliti lebih dalam oleh pakarnya atau lebih kenal disebut dengan arkeolog.

Di Kraton Ratu boko ditemukan Prasasti Abhayagiri Wihara tertulis tahun 792 M, yang intinya adalah di atas sebuah bukit terdapat sebuah wihara yang dinamakan Abhayagiri Wihara. Dan wihara tersebut dihuni oleh seorang Raja yang mengundurkan diri dengan alasan ingin menenangkan diri dan mendalami agama dengan mendirikan Kraton Ratu Boko ini. Jadi bisa dikatakan Kraton Ratu Boko ini adalah sebuah wihara yang menyimpan sejarah unik pula, karena ditemukan unsur Hindu dan Budha di situs Ratu Boko ini. Memang sedikit unik menurutku.

Satu keinginan yang mustahil. Aku ingin kembali ke masa peradaban Kraton Ratu Boko. Memang tidak mungkin, tapi sebagai seorang yang tertarik dengan sejarah Cagar Budaya Indonesia. Aku hanya ingin merasakan atmosfer peradaban pada jaman Kraton Ratu Boko masih berdiri dengan megahnya.

Pentingnya Pelestarian Cagar Budaya Indonesia

Bisa dikatakan aku sangat tertarik dengan keberadaan berbagai peninggalan cagar budaya di Indonesia. Dengan kata lain, peninggalan yang begitu banyak tersebar di indonesia membuktikan bahwa nenek moyang kita pada jaman dahulu merupakan manusia yang tidak diragukan lagi kepintarannya.

Bayangkan saja, mereka membangun pemukiman dan candi dengan menggunakan tumpukan batu. Dari tumpukan batu tersebut dilengkapi dengan relief yang mempunyai alur cerita. Hal itu saja membuatku takjub dengan nenek moyang kita. Jika diermati dengan nalar, Bagaimana bisa mereka membangun sebuah candi dilengkapi dengan relief yang sangat rapi? Tumpukan batu candi pun sangat beraturan dan memiliki pengunci yang sudah menjadi sistem mereka pada zamannya.

Nilai Penting Cagar Budaya Indonesia
Nilai Penting Cagar Budaya Indonesia

Sungguh peninggalan yang sekarang ditemukan telah mengungkap semua keberhasilan dan kepintaran nenek moyang kita pada masanya. Maka dari itu betapa pentingnya cagar budaya Indonesia untuk kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan untuk kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Apa saja nilai pentingnya? yuk mari kita bahas satu per satu ya.:)

Kemajuan Pendidikan

Keberadaan cagar budaya di Indonesia merupakan sebuah anugerah yang bisa kita nikmati sebagai warga negara Indonesia. Untuk kemajuan pendidikan, pentingnya sebuah sejarah merupakan tolak ukur bagaimana pemikiran kita kedepannya. Pengenalan sejarah harus dimulai sejak dini. Anak-anak harus dikenalkan dengan sejarah nenek moyangnya yang begitu luar biasa. Sehingga keberadaan cagar budaya sangat penting bagi keselarasan alur sejarah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Ilmu Pengetahuan

Pentingnya sejarah bagi ilmu pengetahuan memang sangat dirasakan oleh kita semua. Pada masa peradaban dahulu, pembangunan candi memang diluar nalar bagi kita. Beratnya batu andesit bisa mereka susun dengan rapi dan mempunyai relief. Sungguh luar biasa, mungkin hanya kata itu yang bisa menggambarkan ilmu pengetahuan ada jaman dahulu. Tugas kita sebagai penerusnya adalah mengaplikasikan ilmu pendahulu kita ke kehidupan sehari-hari.

Kebudayaan

Setidaknya ada sekitar 1400 buah cagar budaya yang sudah terdaftar dan diidentifikasi. Lalu apa yang harus dilakukan jika sudah terdaftar dan teridentifikasi? apa sikap kita sebagai warga negara yang baik? Tentunya kita harus melestarikan cagar budaya dengan cara kita sendiri. Peninggalan cagar budaya merupakan kekayaan kebudayaan yang kita miliki, Warisan leluhur yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Kekayaan negara kita ini sudah sepatutnya harus dijaga dan dilestarikan oleh kita semua.

Caraku Mencintai Cagar Budaya Indonesia

Sebagai pecinta sejarah dan cagar budaya, aku selalu menyempatkan untuk berkeliling candi yang berada di sekitaran Yogyakarta. Setidaknya bisa memuaskan diri sendiri ketika kegiatan ini aku lalui. Kebetulan hobiku memang traveling dan jalan-jalan. Dan memang lebih seru ketika kita meilhat cagar budaya asli didepan mata kepala kita sendiri. Sudah lebih dari beberapa candi di sekitar Yogyakarta yang sudah aku kunjungi. Memang beberapa saja yang dilengkapi dengan dokumentasi. Kemana saja sih yang sudah aku kunjungi?

Candi Borobudur

Sebuah candi peninggalan agama Budha yang berada di Magelang, Jawa Tengah ini membuatku takjub dengan megah dan besarnya pelataran candi. Pelatarannya pun sudah begitu luas, apalagi dengan dalamnya?

Candi Borobudur peninggalan wangsa Syailendra ini berukuran sangat luas, mempunyai 3 tingkatan yaitu: Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. Di bagian puncak terdapat stupa yang didalamnya terdapat arca budha. Sayangnya beberapa arca Budha sudah hilang dan tersisa hanya badan, menurut cerita saat zaman penjajahan Belanda, kepala arca Budha ini banyak dibawa ke negara lain sebagai cinderamata. Memang sangat disayangkan.

Relief candi Borobudur menceriakan sejarah peradaban agama Budha pada masanya, relief yang merupakan alur cerita yang menyambung ini dipahat manual dengan menggunakan peralatan sederhana. Tapi yang membuatku tercengan adalah pahatan yang rapi dan simetris. Ini bukti ketelitian nenek moyang kita pada jaman itu sangat tinggi.

Candi ini begitu megah, aku terpukau sesaat setelah benar-benar mengelilingi bangunan peninggalan ini. Mungkin lain waktu aku akan mengunjungi candi Borobudur lagi sebagai caraku untuk melestarikan cagar budaya Indonesia.

Cagar Budaya Indonesia Candi Borobudur - Magelang
Candi Borobudur – Magelang

Candi gebang

Candi ini memang kurang begitu terkenal, candi Gebang terletak di daerah Condongcatur, Desa Gebang, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Menurut info Candi ini ditemukan oleh warga ketika sedang menggali sawah. Seorang warga menemukan patung Ganesha pada bulan November tahun 1935.

Hasil dari temuan itu membuat para arkeolog melakukan penelitian tentang kemungkinan adanya sebuah peninggalan candi di sekitar lokasi penemuan patung Ganesha tersebut. Setelah diyakini adanya struktur candi di daerah tersebut maka selanjutnya dilakukan rekonsruksi penggalian pada tahun 1937 dibawah pimpinan orang Belanda Van Romondt.

Menurut hasil penelitian para arkeolog, tidak terdapat latar belakang pembangunan candi Gebang ini, mungkin bisa dikatakan candi ini adalah pura/kuil yang dibangun oleh warga. Dan merupakan milik warga pribadi. Akan tetapi kebenarannya harus dibuktikan dengan bukti otentik dari artefak yang telah ditemukan di candi ini.

Beberapa penemuan lainnya yaitu Lingga, Yoni , dan arca Ganesha. Dari hasil temuan bisa disimpulkan bahwa candi Gebang ini berasal dari zaman Hindu, dan dibangun pada masa tahun 730-800M.
Nah di tengah candi ini ada sebuah ruangan yang terdapat lingga dan yoni.

Akan tetapi Lingga sekarang sudah tidak ada, dan entah kemana. Miris memang, yang selalu aku dapatkan ketika mengunjungi candi adalah hilangnya artefak. Sementara artefak adalah bukti penting keberadaan sejarah pada masa lampau. Hal ini yang membuktikan bahwa cagar budaya itu harus dirawat atau musnah sekalian.

Caraku hanya mengunjungi, membayar tiket masuk dan menikmati keindahan cagar budaya Indonesia. Esensinya memang bukan hanya menikmati, tapi bisa merasakan peradaban yang berbeda dengan jaman modern sekarang. Ada beberapa yang patut dicontoh dari etos kerja nenek moyang kita dalam membangun Candi/Kuil/Pura.

Cagar Budaya Indonesia Candi Gebang- Sleman
Candi Gebang – Sleman

Candi Abang

Candi ini terletak di atas bukit. Secara ilmu sejarah dan kepercayaan agama Hindu diketahui bahwa tempat tinggi itu adalah tempat yang suci dan dihuni oleh para Dewa. Sehingga mungkin pada zamannya, candi ini dipergunakan untuk tempat ibadah oleh peradaban masyarakat pada zaman itu.

Candi ini terletak di atas bukit di pinggir jalan desa , sehingga dari atas sini kita bisa melihat pemandangan alam yang luar biasa. Untuk ukuran candi ini adalah sekitar 36 meter x 34 meter. Nyaris berbentuk kotak, karena panjang 4 buah sisi hampir sama.

Candi ini mempunyai bentuk yang sudah tidak sempurna, dan hanya reruntuhan dan tumpukan bata merah yang ditumbuhi rumput hijau dan bentuknya menyerupai sebuah piramid, terdapat sebuah sumur ditengahnya yang dinamakan “Sumur Bandung” oleh warga sekitar, tinggi candi ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi tinggi reruntuhan berkisar sekitar 6 meter. Mungkin karena hal ini dinamakan Candi Abang.

Menurut para arkeolog, candi ini dibangun sekitar abad 9 Masehi pada zaman kerajaan Mataram Kuno. Pada saat pertama kali ditemukan, terdapat arca dan alas yoni sebagai lambang dewa Siwa, alas ini berbentuk segi delapan/hexagonal yang mempunyai ukuran sisi sekitar 15cm.

Ditemukannya yoni juga mengungkap sebuah fakta, bahwa candi ini dibuat pada masa agama Hindu. Selain itu di sisi sebelah selatan terdapat peninggalan sebuah batu yang menyerupai seekor kodok, sehingga dinamakan Batu Kodok oleh warga setempat. Penemuan itu belum terungkap sejarahnya secara langsung, belum diketahui apa fungsi dari sebuah batu yang menyerupai kodok tersebut.

Candi unik ini terbuat dari bata merah, dan tidak semua dapat diidentifikasi baik fungsi dan tujuan dibangunnya candi Abang ini. Aku hanya bisa melihat sisa peradaban yang tertutup tanah dan menyerupai sebuah bukit kecil. cagar budaya ini sudah terdaftar dan dalam perlindungan undang-undang.

Cagar Budaya Indonesia Candi Abang - Sleman
Candi Abang – Sleman

Rawat atau Musnah

Keberadaan cagar budaya yang tersebar di indonesia memang menjadi sebuah kekayaan yang tak ternilai bagi Negara Indonesia. Dengan adanya cagar budaya ini menunjukkan bahwa peradaban nenek moyang Indonesia sangat luar biasa.

Struktur bangunan candi, peninggalan prasasti dan reruntuhan batuan sangat bernilai dan penting sekali. Kita sebagai warga negara yang baik sudah sepatutnya menjaga dan melestarikan cagar budaya Indonesia yang kita miliki.

Merawat adalah bukan sesuatu hal yang sulit, merawat dalam artian melestarikan dan sering mengunjungi pun sudah cukup. Biarkan bangunan tua itu menjadi saksi bisu kehidupan pada masanya hingga sekarang di zaman modern ini.

Aku menghimbau pada seluruh warga Indonesia, yuk mulai sadar akan keberadaan cagar budaya Indonesia. Karena betapa pentingnya nilai sebuah situs purbakala untuk kemajuan ilmu pengetahuan, agama, pendidikan, dan kekayaan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Hanya ada 2 pilihan untuk cagar budaya Indonesia yaitu Rawat atau Musnah sekalian. Mari kita renungkan, jangan sampai kekayaan alam negara kita musnah dengan mudahnya hanya karena kurang kepedulian masyarakat terhadap cagar budaya itu sendiri.

Caraku merawatmu adalah mengunjungimu!

Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Cagar Budaya Indonesia
Tema: Rawat atau musnah

Yuk bagi yang belum ikut Lomba Blog ini, Segera Submit yaa,

Cagar Budaya Indonesia
Rate this post

15 thoughts on “Caraku Mencintai Cagar Budaya Indonesia”

  1. Mantap mas. Suka dengan kata-kata “caraku merawatmu dengan mengunjungimu” baru sadar saya, dengan mengunjunginya. Kita sedikit berkontrubusi untuk tempat wisata itu

    • IYa benar, karena cara simpel itu yg bikin cagar budaya jadi lebih diperhatikan.. kita bisa lihat secara langsung dilapangan hehe

  2. jangan2 itu emang bukan mimpi biasa.. sepertinya seru bgt ya kalau bisa tahu keadaan di masa lalu.. jadi penasaran juga..

    anyway semoga menang lombanya..

    -Traveler Paruh Waktu

  3. Aku seakan ikut masuk ke dalam mimpimu saat membacanya. Hehehe

    Di Jawa memang banyak candi-candi peninggalan sejarah seperti itu ya. Sama halnya denganmu ketika aku mengunjungi tempat bersejarah, seakan aku ingin masuk ke masa lalu dan menyaksikan langsung bagaimana peristiwanya.

    • bnyak banget di jawa mah,, baik yg teridentifikasi maupun nggak mbak,,salah satu kendala sebuah situs emang pembebasan lahan sih,, udah jadi trend heheh

Comments are closed.