Pendakian Gunung Kembang via Blembem Wonosobo

Photo of author

By Aldhi Fajar Maudhi

Catatan perjalanan mendaki gunung tak akan pernah bosan aku tulis di blog pribadiku ini. Rencana yang biasanya sudah direncanakan untuk mendaki gunung biasanya selalu gagal alias tidak terealisasi. Tapi sebaliknya jika direncanakan mendadak biasanya selalu terealisasi. Mungkin rencana mendaki gunung itu perlu spontanitas agar bisa terlaksana.

Beberapa bulan yang lalu, aku merencanakan dadakan dengan temanku untuk mendaki sebuah gunung kecil yang berada tepat di bawah gunung Sindoro dan sering juga disebut sebagai anak gunung Sindoro, gunung ini bernama gunung Kembang. Di kalangan umum, gunung ini belum begitu terkenal seperti gunung lainnya di pulau Jawa. Sebelumnya aku sempat mencari info di internet tentang gunung kembang, Yap sepertinya seru juga ini gunung kalau didaki.

Gunung Kembang Wonosobo

Asal Usul Gunung Kembang

Gunung Kembang ini merupakan anak dari gunung Sindoro, karena berada dibawah persis gagahnya gunung Sindoro. Gunung ini terletak di kabupaten Wonosobo. Basecamp gunung Kembang mudah dicari karena memang berada di area perkebunan teh Tembi. Lebih tepatnya basecamp gunung Kembang berada di desa Blembem, Kaliurip, Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah. 

Mengapa disebut gunung Kembang? karena gunung ini terus tumbuh dan berkembang, tercatat tinggi gunung ini adalah 2340 mdpl, tetapi setahun sebelumnya hanya berkisar 2300 mdpl. Ini terjadi karena pertumbuhan magma aktif di bawah tanah gunung kembang sangat cepat. Perkembangan yang sangat cepat dari gunung inilah yang membuat gunung ini dinamakan gunung Kembang.

Baca Juga : Tips Mendaki Gunung untuk Pemula

Jalur pendakian gunung Kembang ada 2 yaitu jalur pendakian via blembem dan jalur pendakian via lengkong. Setelah ngobrol dengan warga sekitar, gunung Kembang ini sangat mistis, dan satu jalur lainnya via lengkong itu disebut jalur pendakian religius. Untuk alasannya aku tidak begitu kepo sama warga sekitar. Jadi cukup tau aja, mungkin kalian tahu mengapa bisa disebut jalur pendakian religi?

Puncak Gunung Kembang

Basecamp Gunung Kembang via Blembem

Basecamp gunung Kembang via blembem ini terletak di desa Blembem, Kaliurip, Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah. Jalur pendakian dari basecamp Blembem dibuka secara resmi pada bulan April 2018. Basecamp ini sangat mudah ditemukan karena posisinya yang berdekatan dengan jalan raya Wonosobo – Temanggung.

Setelah kalian sampai di basecamp, langkah pertama harus packing ulang disaksikan para pengelola basecamp gunung Kembang, jangan ditanya para pengelola dan ranger gunung Kembang ini sangat supel dan ramah. Kenapa harus packing ulang di gunung Kembang? Karena disini mulai diterapkan larangan untuk membawa plastik dan tisu basah ke puncak. Alasannya karena untuk menjaga kelestarian ekosistem di gunung Kembang.

Kebersihan memang selalu diwanti-wanti di pendakian gunung kembang ini, karena untuk memaksimalkan kebersihan jalur pendakian. Sangat miris sekali jika jalur pendakian dipenuhi dengan smapah plastik yang notabene akan terurai sangat lama sekali, bahkan bisa sampai ratusan tahun. Sehingga untuk botol plastik air mineral diharamkan untuk dibawa ke puncak, sebagai gantinya kita bisa sewa jerigen seharga Rp. 10.000 dan saat turun bisa dijual kembali seharga RP. 8.000.

TIket pendakian gunung kembang

Setelah packing ulang yang disaksikan para pengelola, kemudian kita harus mengurus tiket masuk dan ijin masuk kawasan konservasi. Untuk harga tiket masuk dan retribusi parkir adalah sebagai berikut:

  • Harga tiket pendakian = Rp. 10.000 / orang
  • Retribusi parkir kendaraan (motor) = Rp. 5000/motor
  • Tiket fasilitas basecamp meliputi charger, toilet, mushola = Rp. 5000/orang

Kemudian kita akan diberi sebuah peta jalur pendakian gunung Kembang sebagai pedoman saat kita mendaki ke puncak gunung kembang. Setelah itu kami yang berjumlah 4 orang siap berangkat mendaki gunung Kembang.

Peta jalur pendakian gunung kembang

Perjalanan menuju puncak gunung kembang

Basecamp – Gerbang pendakian (Kandang Celeng)

Perjalanan dari basecamp diawali dengan melewati perkebunan teh yang sangat hijau, udara segar menyambut awal perjalanan kami menuju puncak gunung kembang. Track menuju pos gerbang kandang celeng tergolong cukup terjal untuk pemanasan, karena kebun teh disini konturnya teratur. Sebetulnya sebelum pos kandang celeng ada pos istana katak, akan tetapi para pengelola menyarankan agar langsung memotong jalur ke kandang celeng agar lebih memangkas waktu pendakian.

Jalur pendakian gunung Kembang ini cukup mudah dalam hal navigasi, karena di jalur ini kita akan menemukan bendera segitia merah sebagai penanda jalur resmi pendakian gunung kembang ini setiap 100 sampai 200 meter. Perjalanan dari basecamp ke pos 1 kandang celeng mamakan waktu sekitar 60 menit.

Gerbang pendakian (kandang celeng) – Pos 1 (liliput)

Setelah sampai di kandang celeng, kita bisa beristirahat sejenak untuk mengatur nafas, karena track yang akan ditempu katanya akan menguras tenaga dan dengkul, semakin penasaran kami. Oh iya, mengapa gerbang pendakian ini disebut dengan kandang celeng? karena konon katanya disini memang habitatnya celeng / babi hutan. dan pendaki dilarang mendirikan tenda disini karena untuk menghindari serangan babi hutan.

Batas perkebunan warga ini menjadi tempat favorit babi untuk berhabitat. Setelah gerbang pendakian ini track menuju pos 1 akan mulai menanjak dan menguras tenaga. Track tanah yang berlumpur jika musim hujan ini akan menguji kesabaran kalian untuk mendaki gunung kembang ini. Sepanjang jalur track menuju pos 1 liliput ini didominasi oleh jalan tanah yang berakar besar karena mulai memasuki pepohonan hutan rimbun. Waktu yang ditempuh untuk sampai ke pos liliput adalah sekitar 30 menit.

Pos 1 (Liliput) – Pos 2 (simpang tiga)

TIba di pos liliput, kalian bisa beristirahat sejenak untuk mengambil nafas, karena bisa dibuktikan bahwa baru dari gerbang pendakian saja cukup menguras tenaga. Di area pos liliput ini cukup luas, akan tetapi tetap tidak boleh membangun tenda di area hutan untuk menjaga kemungkinan buruk yang terjadi,

Mengapa disebut pos liliput, karena konon katanya jika orang yang mempunyai indera keenam, akan menemukan gerombolan makhluk kecil meyerupai liliput yang ada di pos 1 ini. Mitos ini boleh percaya atau tidak, karena yang paling penting adalah kita selalu bisa menjaga etika dimanapun saat mendaki gunung.

Perjalanan selanjutnya yaitu menuju pos 2 simpang tiga. Jalur menuju pos 2 didominasi oleh pohon besar dan hutan rimbun. Track masih banyak ditemukan akar yang melintang jalan, jadi harus ekstra hati-hati saat meentukan langkah menuju puncak. Perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 ini memakan waktu sekitar 20 menit.

Pos 2 ( simpang tiga) – Pos 3 (akar)

Dinamakan simpang tiga karena dahulu pernah ada pembukaan jalur dan bertemu di pos ini. Jika di malam hari kita harus menentukan jalur yang benar, jangan sampai tersesat. Yang paling penting selalu ikuti bendera merah dan papan nama penunjuk jalan menuju ke puncak yang kebetulan tersebar sangat banyak di sepanjang jalur pendakian.

Perjalanan selanjutnya menuju pos 3 akar. Track menuju pos 3 ini adalah track yang sesungguhnya dari gunung kembang. Track menanjak tanpa bonus ini akan menemani sepanjang perjalanan menuju pos 3. Hutan rimbun semakin lebat dan disepanjang track akar akan semakin banyak. Waktu yang ditempuh dari pos 2 menuju pos 3 ini sekitar 30 menit.

Pos 3 (akar) – Pos 4 (Sabana)

Pos 3 dinamakan akar karena sepanjang perjalanan menuju pos akar ini terdapat banyak akar baik dibawah maupun yang menggelantung, di Pos 3 ini kita tidak bisa mendirikan tenda karena masih di area hutan lebat, peraturan ini harus dipatuhi oleh paara pendaki yang ada di gunung kembang ini.

Setelah kita beristirahat sejenak di pos akar, perjalanan selanjutnya adalah menuju pos 4 yaitu yang dinamakan sabana. Perjalanan menuju pos 4 sabana ini akan semakin menanjak tanpa bonus sama sekali. Batu besar dan akar pohon masih menghiasi selama perjalanan menuju pos 4 ini.

Tanjakan Curam gunung kembang

Perjalanan menuju pos sabana ini akan terasa begitu lama, aku berjalan dengan separuh sisa tenaga yang sudah dikuras saat menuju pos 3. Setelah 50 menit perjalanan, kita akan masuk ke pos 4. Jangan heran jika pos sabana ini ternyata tidak ditemukan sabana yang luas. Sabana sebenarnya identik dengan padang rumput yang luas, akan tetapi berbeda jika di gunung kembang ini. Pos sabana ini konturnya miring, dan masih merupakan track menanjak menuju puncak.

Pos 4 (Sabana) – Pos 5 (Tanjakan Mesra)

Pos 4 merupakan track tanjakan yang hanya sedikit lapangan untuk beristirahat, selepas pos 4 ini tanjakan akan semakin curam, sehingga disarankan untuk beristirahat dan memakan logistik terlebih dahulu. Track batu dan tanah menghiasi sepanjang perjalanan menuju pos 5 tanjakan mesra.

Di sepanjang jalan menuju pos 5, tanah dan vegetasi akan semakin terbuka. JIka tepat pada musimnya, di area ini akan ditemani dengan edelweis yang sedang berbunga. Haram hukumnya untuk memetik edelweis, aku rasa semua pendaki juga sudah tahu, karena bunga edelweis adalah salah satu flora yang dilindungi.

Perjalanan yang ditempuh sekitar 30 menit dari pos 4 menuju pos 5. Akan semakin terasa lama jika kalian terus menerus melihat atas. Saranku jika saat disini melangkahlah sesuai tenaga yang dimiliki, atur nafas dan jangan memaksakan langkah. Karena jika dipaksa akan terasa lebih capek dan mungkin saja otot bisa kram.

Baca juga: Keindahan Sabana Gunung Merbabu

Tanjakan mesra gunung kembang

Pos 5 (Tanjakan Mesra) – Puncak Gunung Kembang

Mengapa pos 5 disebut tanjakan mesra? sama sekali berbeda dengan kenyataan jika melihat namanya. Tidak ada sekalipun kesan mesra. Di tanjakan mesra ini hanya merupakan jalur yang sangat menanjak saat menuju ke puncak.

Kata mesra sendiri bisa diartikan “Memeras Jiwa dan Raga”. Karena memang jalur menuju tanjakan mesra ini sangat ekstrim sekali. Perjalanan menanjak tanpa bonus sama sekali ini mungkin akan terasa lebih ringan jika kalian membawa tracking pole.

Sekitar 15 menit perjalnan dari tanjakan mesra, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan. DI sisi sebelah selatan akan terlihat dengan megahnya gunung Sumbing, dan di sisi sebelah utara akan terlihat sang ibu dari gunung kembang yaitu gunung sindoro. Jika beruntung tidak ada kabut, pemandangan ini kan terasa lebih indah. Estimasi waktu perjalanan dari pos 5 ke puncak adalah sekitar 30 menit.

Total estimasi waktu perjalanan

  • Basecamp – Kandang Celeng = 60 menit
  • Kandang Celeng – Pos 1 (Liliput) = 30 menit
  • Pos 1 (Liliput) – Pos 2 (simpang tiga) = 20 menit
  • Pos 2 (Simpang tiga) – Pos 3 (akar) = 30 menit
  • Pos 3 (Akar) – Pos 4 ( Sabana) = 50 menit
  • Pos 4 (Sabana) – Pos 5 (Tanjakan Mesra) = 30 Menit
  • Pos 5(Tanjakan Mesra) – Puncak Gunung Kembang = 30 menit

Indahnya Pemandangan Puncak Gunung Kembang

Gunung kembang saat ini menjadi favorit tujuan mendaki karena keindahan pemandangan di puncaknya, sesampainya di puncak kami bergegas mendirikan tenda karena perut harus diisi setelah melewati perjalanan yang sangat melelahkan. Puncak ini dinamakan Bimo Pengkok.

Gunung kembang ini memiliki puncak yang sangat luas, bisa cukup untuk 40 an tenda, jadi jangan khawatir jika diatas tidak kebagian tempat. Karena puncaknya sangat luas.

Gunung Kembang

Di puncak gunung kembang ini terdapat kawah mati, berbentuk seperti kaldera mati dan terdapat mata air disaat musim hujan, bisa jadi karena kaldera tersebut berfungsi sebagai tadah hujan disaat musim hujan. Konon katanya di puncak gunung kembang ini juga merupakan habitat babi hutan. Jadi masih ada segerombolan babi hutan yang bermukim di puncak. Jadi kalian harus tetap waspada, akan lebih baik jika barang dimasukkan ke dalam tenda jika bermalam di puncak.

Mengapa harus memilih gunung kembang untuk tujuan mendaki?

Ada beberapa hal yang sangat menarik jika kalian mendaki gunung kembang ini, berikut ini alasan mengapa gunung kembang itu layak untuk didaki:

  • Jalur pendakian gunung kembang sangat bersih.
  • Basecamp yang sangat dekat dan tidak sulit untuk ditemukan.
  • Perjalanan di awal yang akan terasa sejuk, karena melewati kebun teh.
  • Dalam perjalanan turun, jika kalian capek ada jasa angkutan pick up, di jalan setelah kandang celeng seharga Rp. 15.000 per orang.
  • Pengelola basecamp yang sangat ramah dan supel kepada setiap pendaki.
  • Peraturan yang bisa membuat para pendaki sadar akan lingkungan dengan larangan membawa tisu basah.

Jadi, bagaimana setelah membaca catatan perjalanan pendakian gunung kembang via blembem ini? silakan dicoba karena perjalanan pendakian ini kan seru jika bersama teman dan sahabat. Ingat selalu jaga kebersihan alam dimanapun kapanpun, sekali saja kalian melanggar dan mengotori alam, kalian bukanlah disebut sebagai pecinta alam. Sampai jumpa di catatan perjalanan berikutnya ya. Salam Lestari!

Pendakian Gunung Kembang via Wonosobo
5/5 - (5 votes)

63 thoughts on “Pendakian Gunung Kembang via Blembem Wonosobo”

  1. Kalau sudah hobby mendaki gunung pasti akan menjadi kegiatan yang enjoy seru menyenangkan juga menyehatkan juga ya kak Aldi?
    Saya bayangin dan mikir kalau lagi mendaki di atas gunung terus ternyata bekal makanan dan minuman habis nggak ada yang jual makanan dan minuman bagaimana tuch kak ? Kan repot jadinya ,
    Semoga nggak terjadi ya demikian.

    • Klo diatas ga ada yg jual itulah harus manage logistik secara tepat..
      seninya disitu mb hehehe
      Naik gunung itu seru, menyehatkan dan pasti dpat teman baru..
      solid pula..
      ayo mbak naik gunung

    • berrti naik ke gunung kecil aja dulu untuk melatih mas:D
      contoh bukit sikunir dieng hehehe

  2. Wah seru banget ya mendaki gitu…. Saya belum pernah coba mendaki sih, pasti selalu pakai alat transportasi seperti motor trail untuk ke gunung-gunung di Lampung

  3. Iya, kuy ..
    Kudu dadakan.
    Tapi karo sopo yoooow .. ?.
    Wedi juga nggunung kalo dewean

    Laah, kok malah … terlanjur nulis pakai bahasa Jawa sich ini … Wwwwwkkk

    Pokoke dirimu keren kuylah udah beberapakali nggunung ..
    Sementara saiaaa hanya mampu mandangin gunung dari kejauhan, hahaha

  4. Tapi…gunung Mana Yah..? #sambil garuk garuk kepala. 🙂

    Ada ngak gunung yang tingginya cuma 10 Meter…? biar ngak capek naiknya gitu… 🙂

  5. Keliatannya mantul ini kalo ndaki ke Gunung Kembang.

    Dendanya lumayan besar ya kalo ngelanggar peraturan di sana.. ya bagus sih, biar pada tertib wkwkwkwkkw

    • bagus untuk ketertiban dan kesadaran sih sebenernya mas. untuk semua gunung harusnya diberlakukan seperti ini 😀

  6. Mantap mas hobinya mendaki gunung sekaligus bs lbh dekat lg dgn alam semesta. Sy miris jg sampah plastik trnyta sulit terurai & bisa merusak lingkungan, tp msh berserakan di jalur pendakian. Tp Ramadan stop dulu mendaki gunungnya hehe…Nice info

    • ramadhan sebenernya bisa mas buat ngelatih fisik. tapi jalannya jangan kenceng2,
      iya nih mas, bawaan hobi dari SMA hahhaa
      tapi klo udah berkeluarga agak susah juga cari waktu yg pas 😀

  7. Wah… ada 5 pos dan masing-masing pos memiliki track yang beda-beda ya Kak. Ada yang kelihatannya susah banget buat yang nggak terbiasa mendaki kayak saya. Jadi, takut juga.
    Tapi, btw, jadi kalau mendaki bawa jerigen? Apa nggak ribet bawanya Kak? Kalau botol kan bisa ditaruh di samping tas.

    Cuma aku salut sih sama peraturannya. Karena dulu saja saya naik gunung, ada saja pendaki yang meninggalkan botol terutama di pos-pos gitu. Kasihan dong untuk warga yang ada, jadi harus bersihkan lagi dan lagi.
    Padahal, andai kita semua mau bawa botol kita ke bawah, juga gpp lho… kan sampah kita dan sampah pasti lebih ringan.

    • emang dianjurkan dari basecamp mbak, karena klo bawa botol itu banyak oknum yang ga bawa turun sampah plastiknya. bahaya juga plastik itu terurai sampe ratusan tahun, bayangkan jika setiap pendaki bawa plstik ke gunung hehehe
      makanya dibuatlah peraturan pakai jerigen. heheh
      sebenernya jerigen juga plastik tapi setidaknya masih terlihat jelas oleh pendaki lain klo kisal tertinggl

  8. ternyata lokasi nya cukup berdekatan ya gan dengan gunung sindoro dan sumbing. Lha kalau gunung tidar itu jauh gak gan dari situ? sering dengar juga ane gan,, tapi bukan untuk muncak tapi untuk ziarah getu gan hehehe 😀

  9. Aku juga baru tau Gunung Kembang ini. Saat kamu bilang ini “gunung kecil”, kirain tingginya cuma sekitar 1.000an mdpl, ternyata lumayan juga 2.340 mdpl. Dari estimasi waktumu, total dibutuhkan waktu 4,5 jam untuk mendaki gunung ini. Mungkin amannya prepare 5-6 jam lah ya buat antisipasi kecapekan 😀

    Pas di Papandayan aku pernah didatangi babi hutan juga, padahal itu di area camping. Waduh, serem serem sedap juga ya ada rumor liliput hahaha.

    Udah lama nggak naik gunung, udah nggak ada yang ngajakin lagi. Temen2 di komunitas yang para penggedhe udah pada nikah sih wkwkwk

    • awalnya memang hanya 1000 an mdpl mas kata warga setempat, jadi ada desakan magma dari sindoro, sehingga skg sampai di 2340 mdpl..
      5-6 jam perjalanan memang santainya, soalnya nanjak terus tanpa bonus.
      babi hutan disini deketin klo misal ada makanan, sebenernya mereka takut sm manusia. kecuali yg jadi2an ya hahah
      ayo mas muncak bareng

  10. waduh, seru banget mas cerita pendakiannya!
    saya dari dulu mau banget daki gunung cuma belum kesampean, belum berani, masih takut ini itu. padahal kalo udah sampe, katanya indah banget ya kaya yg diceritakan orang2 dan apa yg dikasih tau google.
    semoga saya bisa disegerakan menyusul mas buat naik gunung kembang, amin.

    artikelnya sangat lengkap dan informatif, terima kasih sudah berbagi ya 🙂

    • iya mbak dijamin seru klo ke gunung kembangm apalagi warga sekitar ramah2. Top deh warga di Blembem Wonosobo ini.
      Ayo mbak dicoba naik gunung, selain olah raga kita juga bakal dikasih bonus pemandangan alam yg tiada duanya:D

      • waduh waduh, gak sabar deh mas. *langsung liat kalender 😀
        nyari hari senggang buat naik gunung hihi

        terima kasih ya mas Aldhi!

        • hayo udah ditentuin belom mbak kapan mau naik hahahha
          seru klo lagi mumet pikiran sih sebenernya 😀

  11. Wah seru juga ya bisa naik gunung bersama teman rame-rame, bisa lihat alam dan menikmati keindahan pegunungan, jadi pengen nih bisa muncak, soalnya seumur-umur belum pernah hehehe 😀
    Kalau muncak asmara mungkin beda lagi ya gan 😀

    • muncak asmara beda lagi mas haha,
      aku sering tuh kl kayak gitu hahaha
      harus dicoba mas, mulai dr bukit kecil aja dulu, dan jangan lupa orlahraga dlu kl mau muncak beneran

      • asline pengen juga gan bisa muncak getu, tapi kondisi sekarang sudah beda, sudah jarang kumpul2 teman dan jalan2, sudah pusing mikir kebutuhan gan hahaha 😀

        • udah mikir kehidupan ya mas? sama sih sebenernya, ini juga pas muncak itu kalo lagi libur dan pengen refreshing aja dari kehidupan yang lelah ini kwwkwkw

  12. sepertinya tracknya sangat teratur terawat dan ter monitor dengan baik, kalau dari gambar dan ceritanya para pemgelola sangat memperhatikan kenyamanan dan keamanan para pendaki ya gan,

    • jalur pendakian via blembem ini bersih banget mas, karena memang d basecamp udh diwanti untuk ga bawa sampah plastik ke atas. Dan turun pun sampahnya hrus dibawa. Gunung bersih, mendaki pun akan jadi lebih nikmat

  13. Pingin mendaki, tapi saya termasuk yang lumayan takut sama yang namanya ketinggian. Apa lagi kalau liat jalur yang curam, dari bawah aja bisa was-was duluan. Punya teman mendaki yang kondisinya seperti saya kah? Hahaha

    • Banyak mas,, persis mas Irsyad. CUma klo kayak gitu memang pelan2 naiknya, soalnya dampingi yang agak pobia ketinggian hehe

  14. Selamat yah Mas, karena sudah sukses mendaki Gunung. Kalau saya mah, belum pernah mendaki gunung, paling – paling cuma mendaki atap rumah doang,,hahahah, itupun ngak lama…..karena cuma betulin genteng ajah. 🙂

    • haha ke genteng juga mendaki kok mas, nanti suatu saat pasti mas nata juga bakalan naik gunung, dan yg pasti seru abis mas

    • mendaki itu udh hobi soalnya mas, tapi klo udh mendekati lebaran agak pewe dirumah aja hehe
      ayo mas dicoba naik

  15. Keren bangeeeetttt.

    selagi sempat taklukanlah medan diluar, biar tahu bahwa ciptaanNya begitu luas dan kita gak ada apa2nya.

    saya selalu salut ama anak-anak muda yang menghabiskan waktunya di alam, gak melulu stuck di satu tempat atau masalah 🙂

    • Dr dulu aku memang suka mbak, agak telat sih suka mendakinya
      sekarang dah mau punya anak Insya Allah.
      moga aja masih ada waktu mendaki walaupun nnti dah punya anak hehee

  16. Masih mendiiing …, drimu, maas ..
    Pendakian gunung seringnya terealisasi juga, meski kadang batal berangkat.
    Laaah, aku .., rencana trekking ke gunung cuma sebatas Om~Do hahaaha .., ngga pernah terwujudkan 🙁

    Wouw .., itu video jalur pendakiannya mantuul pakai bangeet deh ..
    Penuh tantangan !.

    Aku sangat setuju, penerapan sanksi seperti itu, biar pengunjung ngga sembarangan.
    Suka gemas lihat sampah berserakan di suatu lokasi.

    • wkwkw kudu dadakan memang mas klo kayak gitu,
      biasanya nek dadakan jadi aja entah gimnana caranya
      IYa mas terjal banget gn kembang, pdahal pendek cuma gada bonus sama sekali
      Sanksi untuk sampah memang harus tegas mas, apalagi jaman skg ank gaooll gitu suka tak mengindahkan atura 😀
      kesel deh 😀

    • Iya, kuy ..
      Kudu dadakan.
      Tapi karo sopo yoooow .. ?.
      Wedi juga nggunung kalo dewean

      Laah, kok malah … terlanjur nulis pakai bahasa Jawa sich ini … Wwwwwkkk

      Pokoke dirimu keren kuylah udah beberapakali nggunung ..
      Sementara saiaaa hanya mampu mandangin gunung dari kejauhan, hahaha

      • karo konco2 mas hahahha
        klo sendirian emang jangan dianjurkan klo ke gunung.
        soalnya yang dibutuhkan adalah partner hahaha
        sekali2 mas dicoba naik gununug, gunung yg deket aja dulu bukit hehhe

Comments are closed.